Untuk memperoleh tanaman yang berkualitas bagus dan bisa dibilang organik,
kita tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli buah atau sayuran
tersebut. Cara berikut ini cukup menyenangkan untuk mengisi waktu luang kita
sehari-hari.
CARA 1
HIDROPONIK
Hidroponik (latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah suatu metode bercocok
tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan
mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti media tanah.
Yang menarik, kegiatan berkebun tidak memerlukan biaya besar. Anda bisa
memanfaatkan berbagai peralatan yang ada di rumah atau lingkungan sekitar. Ini
termasuk barang bekas yang biasanya berakhir di tempat sampah, seperti kaleng,
kemasan plastik, serta kayu.
Peralatan yang mesti disiapkan pun terbilang sederhana. Misalnya, pot,
sekop, gunting tanaman, selang air, termasuk instalasi air, serta benih berikut
alat semai. Peralatan seperti sekop, pot, selang, serta gunting tanaman bisa
dibeli di toko tanaman, gerai penjualan perkakas, dan hipermarket.
Artinya, hanya dibutuhkan sedikit inovasi dan modifikasi untuk menyukseskan
kegiatan berkebun di rumah. Apalagi, media siap tanam pengganti tanah, kini,
mudah didapat. Banyak penjual yang menawarkan media siap tanam berbahan arang
sekam hingga batu kerikil. Materi yang berbahan arang sekam ini cocok untuk
kegiatan berkebun organik.
Hidroponik dan akuaponik merekayasa fungsi tanah yang mampu menyediakan air,
oksigen, serta nutrisi yang sangat diperlukan tanaman. “Makanya tren hidroponik
dan akuaponik ini semakin menjamur di perkotaan yang lahannya terbatas,” papar
Muhamad Yusuf Randi, pemilik Randi Farm.
Aliran air berperan penting dalam teknik hidroponik maupun akuaponik. Karena
itu, Randi menyediakan pompa air untuk menjamin sirkulasi air tetap lancar.
Alhasil, akar tanaman dapat menyerap nutrisi yang terbawa dalam aliran air.
Manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik, yaitu :
- produksi tanaman lebih tinggi
- lebih terjamin dari hama dan penyakit
- tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat
- bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang kontinu
- Kualitas daun, bunga, atau buah pun lebih sempurna dan tidak kotor
- Pengerjaannya juga lebih mudah
- Tidak
memerlukan banyak biaya dan waktu.
Dikutip dari http://lifestyle.kontan.co.id/news/mengolah-kebun-di-rumah-dengan-modal-murah
yang bersumber dari Mingguan KONTAN, Edisi 22 - 28 Oktober 2012
CARA 2
VERTIKULTUR
Vertikultur adalah salah satu tehnik penanaman di lahan yang
bentuknya bertingkat atau vertikal. Maka dari itu, vertikultur sangat cocok untuk diaplikasikan di lahan sempit
semisal pada pemukiman padat penduduk. Meski sebagian orang sudah mengetahui
tehnik ini, namun masih jarang para petani awam mengetahui vertikultur. Oleh karena
itulah, kami akan menjelaskan cara budidaya tanaman pada lahan sempit
khususnya dengan metode vertikultur.
Vertikultur sendiri memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan sistem penanaman yang lain, seperti :
- Hemat dalam penggunaan lahan. Karena tehnik penanaman tanamannya dilakukan secara bertingkat, maka jumlah tanaman yang ditampung lebih banyak sehingga lebih efisien dari sisi tempat dibandingkan tehnik penanaman secara konvensional.
- Mampu menekan anggaran yang harus dikeluarkan untuk pembelian pupuk atau pestisida yang biasanya banyak terbuang sia-sia pada model penanaman konvensional.
- Bila selama ini para petani sering mengeluh karena tumbuhnya beragam gulma dan rumput parasit, maka hal demikian tidak terjadi pada metode vertikultur yang dapat menekan munculnya tanaman parasit.
- Mudah dalam hal perawatan serta dapat diatur sekehendak hati karena diletakkan dalam wadah yang mudah untuk dipindahkan.
- Mempermudah perawatan dan pemantauan.
Jenis tanaman
Aneka tanaman yang umumnya
dibudidayakan menggunakan tehnik vertikultur
adalah jenis sayuran, tanaman obat, dan beberapa jenis tanaman hias.
Jenis sayuran contohnya adalah pakcoi, bayam, kangkung, sawi, kemangi, seledri,
kucai, atau bawang pre. Jenis sayuran tersebut sangat mudah untuk ditanam
menggunakan sistem vertikultur.
Anda bisa menanamnya dan meletakkannya di area pekarangan rumah. Selain tidak
harus membeli karena ditanam sendiri, kebutuhan keluarga akan sayur juga dapat
terpenuhi, selain itu anda dapat memanennya kapan saja.
Model penanaman
Ada 4 macam budidaya atau model
penanaman vertikultur yang
dapat diterapkan, yaitu:
1.
Model tempel
2.
Model gantung
3.
Model rak
4.
Model tegak
Pembuatan wadah
Untuk pembuatan wadah, bahan yang
perlu disiapkan adalah tempat atau wadah tanaman berbentuk segiempat yang bisa
diambil dari bahan talang air yang biasanya diletakkan pada atap rumah sebagai
saluran air hujan. Siapkan talang air sebanyak 3 buah, masing-masing sepanjang
150 cm. Selanjutnya lubangi bagian bawah masing-masing talang dan tutup di
kedua sisinya. Sedangkan untuk membuat rak, ambil beberapa bahan berikut:
-
kayu reng 5 batang @1 meter
-
kayu bulat 3 batang @1 meter, 2 batang @60 cm, 2
batang @45 cm, dan 2 batang @30 cm
Kemudian tata sedemikian rupa dan
rekatkan dengan paku hingga membentuk suatu rak.
Komposisi media tanam:
Untuk komposisi media tanam,
campur tanah dan pupuk kandang menggunakan perbandingan 1 : 1. Selanjutnya
masukkan dalam wadah berbahan talang air tadi.
Cara penanaman
Ada beberapa macam tanaman yang
bisa langsung ditanam di media tanam talang air semisal bayam dan kangkung.
Sedangkan untuk jenis cabai, sawi, paprika, dan terong, benihnya terlebih
dahulu harus disemaikan. Namun, persemaian dalam lahan sempit bisa sangat
merepotkan, maka dari itu pilihlah tipe tanaman dari jenis sayuran daun semisal
kangkung dan bayam. Apabila anda tetap ingin menanam jenis cabai, paprika, dan
terong, berikut cara penyemaiannya. Rendam dahulu benih dalam air hangat
bersuhu ± 50ÂșC sekitar 1 jam lamanya. Kemudian semaikan benih dalam media tanam
yang berbahan dasar bak plastik. Tunggu beberapa hari hingga bibit tumbuh daun
sekitar 4-5 helai, baru pindahkan bibit menuju talang air. Untuk proses
pemindahannya juga harus dilakukan secara hati – hati. Usahakan sebisa mungkin
mempertahankan tanah pada bibit untuk tetap menempel di akarnya.
Untuk proses pemeliharaannya,
siram tanaman hingga 2x sehari, tiap sore dan pagi hari. Selain itu, perlu
dilakukan penyulaman apabila terdapat tanaman yang patah atau mati. Pemupukan
bisa dilakukan menggunakan NPK cair. Jangan lupa juga untuk mengendalikan
hama dan gulma dengan cara menggunting atau mencabut tanaman yang sudah
mati.
Demikianlah informasi seputar cara budidaya tanaman di lahan sempit,
khususnya menggunakan tehnik hidroponik dan vertikultur. Bagi anda yang memiliki lahan sempit dan tertarik
untuk mencoba, tehnik ini
adalah satu alternatif yang bisa diterapkan. Selamat mencoba.
Semoga Bermanfaat
Sumber Gambar:
Hidroponik
Verikultur
0 komentar:
Post a Comment