http://obatpertanian.com |
Buah
tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal
peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Rendahnya produksi tomat di
Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur
teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien
(Kartapradja dan Djuariah, 1992).
Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan
buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi
lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah
penggunaan pupuk yang belum optimal
serta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut
adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya tanaman
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah pemilihan
dan aplikasi pupuk yang tepat dalam budidaya tomat tersebut.
Pupuk
merupakan salah satu sumber nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya pupuk dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pemakaian
pupuk anorganik secara terus menerus, berlebihan dan tidak berimbang ternyata
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk mencegah dampak negatif
tersebut maka alternatif yang diambil yaitu dengan upaya pembudidayaan tanaman menggunakan
pupuk organik sebagai bagian dari sistem
pertanian organik secara berkesinambungan.
Media tanam yang digunakan
harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media
tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya
merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan
dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanaman harus dapat
menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat
menahan ketersediaan unsur hara. Salah satu jenis media tanam yang biasa
digunakan adalah pasir.
Pasir memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
makro) sehingga pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian,
media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif.
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan
merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi,
kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu
tanaman.
MEDIA TANAM DAN TEMPAT
Menurut Mutiarawati tino
(2000) Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah
pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman
tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh
tergenang.
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0
sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya
dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat
teras-teras dan tanggul.
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian
tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung
varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya
varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang
sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna,
varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman
tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain
varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
PEMBIBITAN
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi biji/benih
tanaman tomat adalah:
- Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
- Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
- Benih atau biji bersih dari kotoran.
- Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
PENYIAPAN DAN PENYEMAIAN BENIH
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat
benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya
membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu
baik dan telah bersertifikat.
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum
disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan
fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada
beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat
ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis.
Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji
ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian
ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih
pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang
tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian
ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan
pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih
saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam,
media semai sebaiknya dibasahi dengan air.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di
persemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu.
Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
a.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng
pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali
sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit
tanaman yang sudah atau baru tumbuh.
b.
Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung
mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan
seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
c.
Pemupukan
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang,
sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang
diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.
d.
Pencegahan dan
pemberantasan hama penyakit
Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di
pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda,
seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan.
Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi
tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan
obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan
fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur.
Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane
Hostathion dan Antracol.
PEMINDAHAN BIBIT
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur
30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya
dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar
diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas
tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan
menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak.
Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang
sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun
adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga
mencegah kelayuan pada tanaman.
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya
memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh
dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian
yaitu :
- Sistem cabut, yakni bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namun, sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
- Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit diambil tanah dibasahi dengan air telebih dahulu.
Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk
pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng tanah persemaian
sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbung atau polybag cara
pemindahannya adalah basahi bumbung terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit
dari bumbung beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag.
Sumber
referensi: http://fadhlandiraayandra.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment